Sekali berbuat langsung berhasil itu namanya keberuntungan
Sepuluh kali bebuat sekali berhasil itu yang dinamakan perjuangan
Gelar maha untuk maha-siswa
Masa mahsiswa adalah masa keemasan, masa dimana eksplorasi diri, inovasi pola fikir, kreatifitas serta jati diri sedang dibangun. Ibarat sedang membangun rumah. Masa mahasiswa adalah masa membangun pondasi. Mahasiswa diberi kesempatan untuk membangun citra pemikiran dan pergerakan. Dengan mengusung nilai-nilai idealis. Lalu dimana semua itu didapat? Cukupkah dengan berkutak-katik denagn kursorlaptop untuk membuat tumpukan tugas saja, atau cukup denagn duduk termenung mendengar sang entenador menjelaskan materi kuliah. Semua itu belum cukup untuk tatanan ekplorasi diri menuju kesuksesan, butuh banyak ruang dan wadah yang mesti dicempungi.
Organisasi, sebuah nama dari sekian wadah yang menjadi sasaran empuk untuk jawaban diatas. Benarkah itu jawaban yang tepat? Bagi penulis itu jawabannya, tapi tidak bagi orang-orang yang salah dalam menafsirkan makna aktif dalam organisasi. Jawaban singkat yang meruntuhkan nilai-nilai pergerakan dirinya adalah “ saya disuruh hanya untuk kuliah (kuli-ayaH), bukan untuk menyia-nyiakan waktu dalam organisasi”. Analisa mereka mungkin sedikit benar, karena mereka melihat kebanyakan bukti bahwa sang aktifis selalu lama study perkuliahannya. Tapi salahnya banyak, mereka terlupa bahwa tujuan hakiki kuliah adalah KESUKSESAN, sekali lagi KESUKSESAN. Dan kesuksesan bukan dikur dari berapa lama seseorang mampu menyelesaikan masa perkuliahannya tapi diukur dari seberapa banyak seseorang melakukan perobahan pola fikir, citra diri serta kemampuan dirinya dalam membangun konsep hidup yang sukses.
Berpikir dan berbuatlah sesuatu yang belum difikirkan dan dibuat oleh orang lain. Maka sesungguhnya kamu adalah sang PEMBAHARU
“Salam Pergerakan”
0 comments:
Post a Comment